Pembaca,
jangan meremehkan imajinasi. Imajinasi bukanlah gambaran kosong atau
angan-angan tanpa isi. Sejarah telah membuktikan banyak tokoh terkenal
menjadi besar berkat imajinasinya yang luar biasa. Imajinasi ternyata
mempunyai kekuatan. Albert Einstein pernah mengatakan, “Energi
mengikuti imajinasi”. Tentu saja, Einstein serius dengan ucapannya.
Apalagi Einstein mengamini hukum kekekalan
energi. Dia sendiri mengaku
telah membuktikannya saat dia ditanya bagaimana dia mampu menghasilkan
begitu banyak teori spektakuler, dia menjawab imajinasinyalah yang
menjadi salah satu bahan bakar dari idenya itu.
Lantas, bagaimanakah imajinasi yang dihasilkan pikiran kita bekerja?
Pada prinsipnya, perlu Anda sadari, pikiran kita adalah sebuah
magnet yang luar biasa. Pikiran kita mampu menjadi otopilot atas apa
yang ingin kita wujudkan, yang kita cita-citakan bahkan yang sekadar
kita imajinasikan.
Setiap orang boleh mempunyai mimpi akan masa depan. Mimpi menjadi
seorang penulis hebat, misalnya, atau menjadi sastrawan, insinyur,
dokter, dan sebagainya. Dalam perwujudan mimpi inilah kekuatan
imajinasi berperan. Sekali kita merencanakan dan mematrikan imajinasi
dalam pikiran kita, fisik kita pun mulai mencari jalan bagaimana
merealisasikan apa yang sudah kita pikirkan.
Untuk mudahnya, pembaca, ada dua kisah tentang kekuatan imajinasi yang
ingin saya ceritakan di sini. Pertama, kisah hidup Mayor James Nesmeth,
seorang tentara yang doyan main golf. Dia begitu tergila-gila dengan
golf. Tapi sayang sekali, sebelum menikmati kesempatan itu, dia
ditugaskan ke Vietnam Utara.
Sungguh sial, saat di Vietnam dia ditangkap oleh tentara musuh dan
dijebloskan ke penjara yang pengap dan sempit. Dia tidak diberi
kesempatan untuk berinteraksi dengan siapa pun. Situasi pengap, kosong,
dan beku itu sungguh menjadi siksaan fisik dan mental yang meletihkan
baginya.
Untungnya, Nesmeth sadar dirinya harus menjaga pikirannya agar tidak sinting. Dia mulai berlatih mental. Setiap hari, dengan
imajinasinya, dia membayangkan dirinya berada di padang golf yang indah
dan memainkan golf 18 hole. Dia berimajinasi secara detail. Dia
melakukannya rata-rata empat jam sehari selama tujuh tahun.
Lantas, tujuh tahun kemudian, dia pun dibebaskan dari penjara. Namun, ada yang menarik saat dia mulai bermain golf kembali untuk
pertama kalinya. Ternyata, Mayor James Nesmeth mampu mengurangi
rata-rata 20 pukulan dari permainannya dulu. Orang-orang pun bertanya
kepada siapa dia berlatih. Tentu saja, tidak dengan siapa pun. Yang
jelas, dia hanya bermain dengan imajinasinya. Tetapi, ternyata itu
berdampak pada hasil kemampuannya. Nah, inilah kekuatan imajinasi itu.
Kisah kedua adalah cerita tentang Tara Holland, seorang gadis yang
bermimpi menjadi Miss America sejak kecil. Pada 1994, dia berusaha
menjajaki menjadi Miss Florida. Sayangnya, dia hanya menyabet runner-up
pertama. Tahun berikutnya dia mencoba, tapi lagi-lagi hanya di posisi
yang sama. Hati kecilnya mulai membisikkan dirinya untuk berhenti.
Bulatkan tekad
Tapi, dia bangkit dan membulatkan tekadnya lagi. Dia pindah ke negara bagian lain, Kansas. Pada 1997, dia terpilih menjadi Miss
Kansas. Dan di tahun yang sama, dia berhasil menjadi Miss America! Yang
menarik, adalah saat Tara diwawancarai setelah kemenangannya, Tara
menceritakan bagaimana dia sudah ingin menyerah setelah dua kali kalah
di Florida.
Tapi, tekadnya sudah bulat. Selama beberapa tahun kemudian, dia
membeli video dan semua bahan yang bisa dipelajari tentang Miss Pagent,
Miss Universe, Miss America, dan sebagainya. Dia melihatnya
berkali-kali. Setiap kali melihat para diva meraih penghargaan
tertinggi, Tara membayangkan dirinyalah yang menjadi pemenangnya.
Satu lagi yang menarik dari wawancaranya adalah saat dia ditanya
apakah dia merasa canggung saat berjalan di atas karpet merah. Dengan
mantap, Tara Holland menjawab, “Tidak sama sekali. Anda mesti tahu saya
sudah ribuan kali berjalan di atas panggung itu.”
Seorang reporter menyela dan bertanya bagaimana mungkin dia sudah
berjalan ribuan kali di panggung, sementara dia baru pertama kalinya
mengikuti kontes. Tara menjawab, “Saya sudah berjalan ribuan kali di
panggung itu…dalam pikiran saya.”
Pembaca, dua kisah nyata di atas menceritakan tentang kekuatan
imajinasi. Kita memujudkan apa yang kita lihat dalam pikiran kita.
Imajinasi adalah energi. Energi yang kalau diolah terus-menerus akan mewujud dalam apa yang kita imajinasikan itu.
Kekuasaan boleh memenjarakan fisik, membungkam mulut, tetapi sama sekali tidak bisa memasung imajinasi kita. Dengan kekuatan
imajinasi, masa depan akan menjadi milik kita sesuai yang kita cita-citakan.
Dengan imajinasi, kita bisa menjadi tuan atas takdir kita, I am the
master of my fate. Stephen Covey dalam 7 Habits mengatakan kita membuat
kreasi mental lebih dulu sebelum kreasi fisiknya.
Semakin kuat gambaran mental yang kita miliki, semakin besar energi
yang kita miliki untuk mewujudkannya. Sebaliknya, jika kita terlalu
banyak membayangkan yang buruk dan negatif, kita menarik energi negatif
dan kita semakin ter-demotivasi untuk meraihnya.
Pepatah Latin mengatakan, Fortis imaginatio generat casum, artinya
imajinasi yang jelas menghasilkan kenyataan. Dengan demikian, jangan
sia-siakan kekuatan imajinasi dalam diri kita. Imajinasi mampu menjadi
kendaraan kita menuju apa saja yang kita mimpi dan cita-citakan.
Imajinasi akan mengumpulkan seluruh energi kita untuk mewujudkannya.
Dalam aplikasi sehari-hari, dengan imajinasi, kita membayangkan hal-hal
positif yang akan kita lakukan dan membayangkan hal-hal positif yang
akan terjadi. Betapa kita akan melihat langkah dan tindakan kita mulai
mengarah pada apa yang kita bayangkan. Dan…the dreams will come true!
Sumber: Sukses Berkat Kekuatan Imajinasi oleh Anthony Dio Martin, Psikolog, penulis buku best seller EQ Motivator, dan Managing Director HR Excellency
Kamis, 26 April 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar